Produktivitas kerja sudah tak lagi nyaman

Dari awal bergabung dalam jejeran structural kampus saya sudah dibentur dengan cerita-cerita konflik personil yang sontak membuatku perasaan sudah tidak nyaman.

Bergabung di sturktural nampaknya memang tidak mudah. Ditemukan banyak gesekan disana. Rasanya saya tidak siap menghadapinya. Sudah tiga tahun ini saya berada di posisi strategis structural, ialah sekretaris prodi PBA, prodi yang awal kali saya duduk sudah dikerubungi banyak masalah administrasi, data yang hilang, NIMKO yang luput dari perhatian, dan masih banyak lagi. Belum lagi untuk beradaptasi dengan kaprodi, sulitnya minta ampun. Sifatnya yang otoriter, kerja sendiri, serasa saya bukan sekretaris tapi tak lebih dari kuli administrasi saja. Saya merasa tidak banyak belajar di structural ini. Saya hanya merasa jadi pekerja saja.

Karena itu, disaat upaya berkontemplasi, saya menemukan bahwa diri saya sudah sedemikian terlambat dan tertinggal dalam kompetisi keilmuan dengan para sebaya dan merasa boros umur. Ya..saya di umur yang sudah mau kepala empat ini belum banyak belajar. Jika saya hanya habiskan waktuku di structural yang seringkali membuat saya menitikkan air mata lelah, masalah dan sakit hati ini, maka saya akan tergilas zaman.

Belum lagi domisili saya yang kurang banyak mendukung keilmuan. Minimnya media informasi dan keilmuan yang tak menutup kemungkinan tidak hanya divonis fdaerah tertinggal, bahkan bias jadi penduduk yang primitive juga disandangnya. Oh noo..

Aku ingin sekali pergi ke kota besar, bertemu para guru keilmuan.

Hari-hariku penuh rutinitas tinggi. Rasanya nonstop. Pikiran rasanya selalu tegang. Nyaris tidak pernah refreshing bersama keluarga. Aku stress tapi tetap ditahan.


Leave a comment